Kisahku ke-2
HUJAN MENGHAMPIRI
Pukul
delapan tepat bus berangkat menuju pulau bali. Di dalam bus, aku duduk di
bangku nomor empat dari tempat pak supir menyetir. Aku duduk dengan temanku
yang bernama Wuliono. Wuliono merupakan salah satu mahasiswa Bahasa Dan Sastra
Indonesia kelas c. Dia anaknya sering sekali tidak masuk kuliah. Oleh sebab
itu, dia tidak lulus matakuliah tertentu. Alasannya sih katanya sakit.
Bus pun
melaju dengan kecepatan yang kondisional. Namun tiba-tiba bus berhenti dan kami
semua yang ada dalam bus kaget. “Ada apa? “ kata semua orang. Padahal pada
waktu itu hujan turun dengan derasnya. Pohon-pohon yang ada di jalan beberapa
tumbang karenanya.
Hujan
turun waktu itu dan kami yang ada dalam bus termasuk aku bersenang-senang.
Bernyanyi dan berekspresi dengan seperangkat alat karaoke yang ada dalam bus.
Player, televisi dan microphone merupakan alat yang kami gunakan. Kejadian itu
terjadi ketika salah satu temanku bernyayi dan kami pun terhanyut dalam
suaranya. Kami ikut bernyanyi walaupun ada beberapa yang tidak ikut bernyayi.
Pyar...3x
stt.... supir pun menghentikan bus. Kami pun kembali duduk dan tenang. Oleh
sebab kernet menyusuh kami tenang dan
jangan tegang. Supir pun turun dan melihat apa yang terjadi. “Wah...”, katanya sambil melihat.
Ternyata kaca depan bus agak sedikit retak dilempar batu oleh orang yang tidak
dikenal. Orang yang tidak kenal diketahui dua orang yang berboncengan. Mereka pergi berlawanan dengan arah bus melaju. Di
luar bus pun ramai. Bus yang lain pun ikut berhenti dan para supir berunding.
Mereka akhirnya sepakat berangkat kembali dan kami pun akhirnya tenang karena
waktu itu telah menunjukkan waktu tengah malam.
Perjalan
pun dilanjutkan dan sampailah kami di sebuah rumah makan. Di sana kami termasuk aku makan malam dengan
lauk seadanya. Kami pun sholat isya’ a berjamaah. “Makan malam yang sungguh
nikmat”, kataku. Sudah berjam-jam aku belum makan alasannya. Lagi pula sebelum
berangkat aku belum sempat sarapan.
Oya, dalam perjalanan aku pindah tempat duduk. Dari depan ke
belakang tepatnya di bangku nomor dua dari belakang sebelah kiri. Di bangku
itu, aku duduk dengan seorang gadis yang amit-amit
eh... salah maksudku imut-imut. Gadis
itu namanya Ony Embrian Puspa. Teman-temannya biasa memanggil Ony. Pada waktu
aku duduk bersamanya dia baru saja ditelphone cowoknya dan katanya “Aku
diputusin ma cowokku”. Sungguh menyedihkan nasibnya kataku samnbil berbisik
dalam hati. Dalam pikiranku “Nah ini
kesempatan nembak dia”. Aku pun bersikap baik padanya dalam perjalanan.
Tiada
terasa ternyata kami sudah makan dan sholat berjamah di mushola rumah makan.
Kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju pulau bali.
Aku
merasa nyaman berada di dekatnya. “Namun
apa daya gunung tak mampu kudaki dan
langit menangis lagi” kataku. Tiada terasa kami telah sampai pada sebuah
pelabuhan yang menghubungkan dengan pulau bali. Kami pun berjalan menuju kapal
laut yang telah disediakan. Aku bersama Ony berjalan berdua walaupun rame-rame kelihatanya. Hatiku waktu itu
sungguh kacau dan gundah gulana.
Kami pun
sudah berada dalam kapal laut itu. Beberapa menit kemudian kapal laut pun
bergegas melaju ke pulau bali. Aku bernyanyi di atas kapal. Pada saat itu aku
dan Ony berdua walaupun sebenarnya banyak orang. Kupandang dia dan kubayangkan
film Titani(maaf tak tau bahasa
inggrisnya). Aku ajak dia ke pucuk kapal. Aku peluk dia dan rentangkan tanganya
seperti di film. Aku pun bernyanyi lagu “My Heart Will Go On”. Senang sekali
rasanya. Namun itu semua hanya anganku.
Bulan di
lautan sungguh indah. Seindah hatiku andai anganku tercapai. Ombak laut yang
bergulung-gulung membuatku mual. Namun tiba-tiba Ony sang wanita yang ada di
angan muntah karenanya. Ombak yang bergulung-gulung membuat kapal berayun-ayun
dan perut sakit. Dia pun memintaku mengantarkannya ke kamar mandi. Aku pun
mengantarkannya. Sesampainya di kamar mandi dia melakukan hal yang ingin
dilakukannya. Aku pun tak tahan mendengar dia melakukan hal yang dia lakukan.
Akhinya aku pun tertular yang membuat aku menjadi muntah. Setelah semua itu
terjadi kami pun kembali ke dalam kapal.
***
0 Response to "Kisahku ke-2 | HUJAN MENGHAMPIRI"
Posting Komentar